Di dunia digital yang makin kompleks, tahu di mana semua data sensitif Anda berada bukanlah hal sepele. Apalagi saat data tersebar di berbagai platform, dari cloud hingga server lokal. Kalau Anda masih pakai cara tradisional untuk mengamankan data—maaf, itu sudah ketinggalan zaman.
Menurut laporan IBM Cost of Data Breach 2024, rata-rata kerugian akibat pelanggaran data mencapai Rp72,5 miliar yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah. Kenapa bisa sebesar itu? Karena sistem lama tidak bisa lagi melacak semua data dan ancaman yang terus berkembang.
Di sinilah Data Security Posture Management (DSPM) tampil sebagai jawaban. Bukan cuma memantau, tapi juga mengontrol dan melindungi data dari hulu ke hilir. Dan kabar baiknya, Anda bisa mulai tanpa ribet.
Apa Itu DSPM—Definisi dan Peran
Data Security Posture Management (DSPM) adalah sistem keamanan yang dirancang untuk memantau, menilai, dan memperbaiki postur keamanan data secara menyeluruh. DSPM mencakup proses seperti menemukan lokasi data, mengklasifikasikan sensivitas data, serta menjalankan kebijakan keamanan berbasis risiko.
Berbeda dari pendekatan tradisional yang hanya mencegah kebocoran data, DSPM menawarkan pendekatan yang lebih menyeluruh dan terintegrasi dengan visibilitas penuh serta respons adaptif yang membantu perusahaan tetap proaktif dalam menjaga keamanan informasi mereka.
Mengapa DSPM Dibutuhkan Banyak Perusahaan?
Di era multi-cloud dan SaaS, data perusahaan tersebar di berbagai platform, termasuk yang tidak terkelola dengan baik. Hal ini menimbulkan risiko seperti shadow data, akses tanpa izin, dan kebocoran yang sulit terdeteksi.
Di sisi lain, regulasi global seperti GDPR, HIPAA, dan ISO 27001 menuntut perusahaan untuk memiliki kontrol ketat atas data sensitif mereka. DSPM membantu menjawab kebutuhan ini dengan meningkatkan visibilitas, meminimalkan risiko, dan mendukung kepatuhan terhadap regulasi.
4 Keunggulan Penggunaan DSPM
Mengadopsi DSPM merupakan strategi cerdas untuk melindungi aset data di tengah ancaman digital yang terus berkembang. Beberapa keunggulan di antaranya yaitu:
Meningkatkan Produktivitas
DSPM memberikan visibilitas otomatis terhadap lokasi dan klasifikasi data, sehingga tim keamanan tidak perlu lagi mengandalkan proses manual. Hal ini mempercepat respons dan memungkinkan tim fokus pada strategi inti.
Mengurangi Biaya
Dengan mengotomatisasi proses keamanan dan menghilangkan kebutuhan berbagai alat terpisah, DSPM membantu perusahaan menekan biaya operasional, sekaligus menghindari kerugian akibat pelanggaran data.
Menurunkan Risiko
DSPM mampu mendeteksi shadow data dan aktivitas mencurigakan secara real-time. Hal ini membantu mencegah insiden keamanan sebelum berkembang menjadi ancaman besar.
Mempermudah Kepatuhan
Berkat klasifikasi data otomatis dan dokumentasi yang jelas, DSPM mendukung perusahaan dalam memenuhi regulasi seperti GDPR, HIPAA, hingga ISO 27001 tanpa beban administratif berlebihan.
Bagaimana DSPM Mengamankan Data Anda
DSPM bekerja secara menyeluruh dalam tahapan-tahapan yang saling terintegrasi. Proses dimulai dengan data discovery dan classification, di mana sistem secara otomatis memetakan semua data di seluruh lingkungan IT perusahaan, termasuk cloud, on-premise, dan hybrid.
Setelah data dikenali dan diklasifikasikan berdasarkan tingkat sensitivitas, DSPM akan menganalisis risiko dengan mempertimbangkan konteks lokasi penyimpanan, hak akses, serta perilaku pengguna. Berdasarkan risk scoring ini, sistem kemudian menerapkan kebijakan perlindungan secara otomatis, seperti membatasi akses, mengenkripsi data, hingga mengirim notifikasi jika ada aktivitas mencurigakan. Semua proses ini berlangsung secara real-time dan dapat diintegrasikan langsung dengan framework keamanan lain seperti Data Loss Prevention (DLP) dan Zero Trust, menciptakan postur keamanan data yang adaptif dan proaktif.
Forcepoint: Solusi Unggul dan Lengkap DSPM
Forcepoint dikenal sebagai pemimpin dalam keamanan siber berbasis perilaku manusia. Pendekatannya yang unik membantu perusahaan tidak hanya dalam melihat apa yang terjadi pada data, tetapi juga mengapa hal itu terjadi sehingga dapat memberikan perlindungan yang lebih proaktif dan kontekstual.
Apa saja keunggulan Forcepoint DSPM?
- Discovery cepat & tanpa batas biaya: memindai data lintas multi-cloud dan on-prem, termasuk ChatGPT Enterprise, dengan kecepatan tinggi meski skala data sangat besar
- Klasifikasi akurat berbasis AI Mesh: Mengurangi false positive/negative dengan pemahaman konteks data tak terstruktur, meningkatkan kepercayaan dan kepatuhan
- Visibilitas penuh & kontrol perizinan: Menerapkan siapa yang memiliki akses ke file, sekaligus mengidentifikasi dark data dan ROT data yang meningkatkan risiko
- Fokus proteksi langsung pada data: Mengamankan inti data, bukan hanya perangkat atau aplikasi, untuk mencegah kebocoran dan non-kepatuhan
- Mengurangi over-permissioned data: Menerapkan prinsip least privilege sesuai konsep Zero Trust
- Cakupan multi-cloud & hybrid: Kontrol konsisten di seluruh lingkungan cloud maupun on-prem
- Pemantauan risiko berkelanjutan: Dengan DDR add-on, risiko baru dapat dideteksi dan diatasi secara real-time tanpa menunggu siklus scan berikutnya
Dengan kombinasi teknologi yang canggih dan pendekatan yang human-centric, Forcepoint DSPM menjadi solusi tepat bagi perusahaan yang ingin mengamankan datanya secara dinamis dan efisien.
Shadow Data dan Tantangan Nyata dalam Multi-Cloud
Menurut Gartner dalam laporan Innovation Insight: Data Security Posture Management, banyak organisasi menghadapi risiko tinggi akibat shadow data, yaitu data sensitif yang tersebar di repositori yang tidak terdeteksi oleh sistem keamanan tradisional seperti DLP atau alat bawaan cloud. Gartner menyatakan bahwa solusi tradisional belum mampu secara efektif menemukan data di lokasi yang tidak dikenal, sehingga visibilitas dan keamanan cloud secara keseluruhan menjadi sangat rentan. Gartner juga memproyeksikan bahwa lebih dari 20% organisasi akan mengadopsi DSPM pada tahun 2026 untuk mengatasi kebutuhan mendesak menemukan dan mengendalikan shadow data yang tersebar.
Forcepoint DSPM hadir sebagai jawaban atas tantangan ini. Dengan kemampuan auto-discovery lintas cloud maupun on-prem, klasifikasi data berbasis AI, pemantauan aktivitas real-time, serta orkestrasi kebijakan sesuai konteks bisnis, Forcepoint membantu perusahaan mengendalikan risiko shadow data secara efisien dan proaktif. Respons otomatis pun dapat dilakukan secara cepat seperti membatasi akses atau memberi peringatan tanpa perlu intervensi manual.
Dapatkan Produk di Virtus
Solusi Data Security Posture Management (DSPM) menjadi kunci bagi perusahaan yang ingin menjaga keamanan data di tengah kompleksitas lingkungan digital modern. Dengan pendekatan berbasis visibilitas, klasifikasi, serta kebijakan adaptif berbasis risiko, DSPM membantu bisnis mengidentifikasi, memahami, dan melindungi data sensitif secara proaktif.
Forcepoint DSPM kini tersedia melalui Virtus Technology Indonesia, bagian dari CTI Group. Menghadirkan solusi berbasis analisis perilaku, otomasi cerdas, dan integrasi Zero Trust, Virtus siap membantu Anda membangun sistem keamanan data yang lebih adaptif dan menyeluruh. Sebagai mitra resmi penyedia DSPM Forcepoint Indonesia, kami memastikan solusi yang Anda dapatkan telah teruji dan sesuai kebutuhan. Jadwalkan demo sekarang melalui link ini dan temukan solusi terbaik bagi kebutuhan keamanan data perusahaan Anda.
Author: Moyna Farla Tsabitah
CTI Group Content Writer