Jakarta – Menurut laporan Global AI Index 2024, Indonesia menempati posisi 49 dari 83 negara, dengan skor rendah di aspek daya komputasi, pusat data, dan konektivitas standar global. Kondisi itu menunjukkan bahwa, meski ada dorongan kuat untuk adopsi AI, negri ini belum membangun tulang punggung teknologi yang memadai.Ketertinggalan itu bukan sekadar statistik. Dalam indeks kesiapan pemerintah (Government AI Readiness Index 2024), Indonesia berada pada posisi menengah—terkendala kebijakan, regulasi, dan kapasitas teknis. Di era di mana AI memerlukan pusat data skala besar, jaringan latensi rendah, dan pusat komputasi edge, banyak organisasi di Indonesia yang belum memiliki akses teknis memadai.

Panggung Virtus Showcase Jakarta 2025 menjadi arena bagi para praktisi teknologi menyoroti dilema utama: banyak perusahaan melompat ke AI tanpa memperhitungkan kesiapan internal.

 

Baca Lebih Lanjut